Assalamu'alaikum! | About Us | Contact | Register | Sign In

Monday, October 10, 2011

Zakat kepada Keluarga & Karyawan Sendiri, Boleh?

Assalamu’alaikum..ustadz, bolehkah zakat mal/harta diberikan kepad saudara/i dan karyawan sendiri? Perlu diketahui, saudara2 saya walaupun sudah berumah tangga belom punya pekerjaan tetap, ada juga yang pengangguran. Saya pernah dengar, zakat itu bagusnya diberikan kepada orang-orang terdekat kita dulu tentunya yang kekurangan, betulkah? Mohon penjelasan..wswr. 081320272XXX

JAWAB: Wa’alaikum salam. Pada dasarnya, siapa pun yang tergolong kaum dhuafa (fakir-miskin) berhak menerima zakat. Namun, saudara (kerabat) dan karyawan yang tidak mampu (dhuafa), tentunya menjadi tanggung jawab Anda untuk memberi nafkah secara memadai. Jadi, kewajiban Anda bukan memberi zakat kepada mereka, tapi menafkahi mereka atau sedekah buat mereka.

Diperbolehkan menyalurkan zakat kepada kerabat yang bukan tanggungan langsung (anak-istri, kedua orangtua/mertua), seperti saudara laki-laki, saudara perempuan, paman, dan bibi, dengan syarat: mereka tergolong mustahiq zakat --dalam keadaan membutuhkan (dhuafa, fakir, atau miskin).

Nafkah karyawan Anda termasuk orang yang menjadi tanggung jawab Anda. Karenanya, zakat tidak boleh diberikan kepada mereka, meskipun tergolong dhuafa (fakir-miskin). Namun, bukankah menjadi kewajiban Anda untuk menggaji mereka secara layak (memadai) sehingga tidak menjadi dhuafa?

Dari Abu Hurairah Ra. bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Bersedekahlah. " Lalu seorang laki-laki berkata: Wahai Rasulullah, aku mempunyai satu dinar? Beliau bersabda: "Bersedekahlah pada dirimu sendiri." Orang itu berkata: Aku mempunyai yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan untuk anakmu." Orang itu berkata: Aku masih mempunyai yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan untuk istrimu." Orang itu berkata: Aku masih punya yang lain. Beliau bersabda: "Sedekahkan untuk pembantumu (karyawanmu)." Orang itu berkata lagi: Aku masih mempunyai yang lain. Beliau bersabda: "Kamu lebih mengetahui penggunaannya. " (HR. Abu Dawud dan Nasa'i)

Menurut QS. At-Taubah:58-60, mereka yang berhak meneria zakat adalah Fakir dan Miskin,  Amil zakat (lembaga zakat),  mualaf, untuk memerdekakan budak,gharimun (orang yang berutang), fi sabilillah (yang berjuang di jalan Allah), Ibnu Sabil (musafir) yang tertimpa musibah dalam bekalnya. Wallahu a’lam.*
Share this article now on :

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))