Assalamu'alaikum! | About Us | Contact | Register | Sign In

Wednesday, August 8, 2012

Abu Nawas Bertemu Lailatul Qodar

lailatul_qadrKONON, penyair Abu Nawas semula adalah penyair cabul, amoral, dan pemabuk. Abu Nawas yang bernama asli Abu Hani Muhammad bin Hakam ini sempat difatwa ”fasik” bahkan ”ateis” oleh ulama pada zamannya karena syair-syairnya yang amoral.

Sastrawan dan penyair humoris ini diyakini hidup masa pemerintahan Khilafah Abbasiyah (786-890 M), era pemerintahan Sultan Harun Al-Rasyid Al-Abassi, dan meninggal di Bagdhad tahun 810 M. Ia dilahirkan di kota Al-Ahwaz, Persia, dan dibesarkan di Kota Basrah, Irak.

Kehidupan Abu Nawas berubah total menjadi Islami, menurut suatu riwayat, setelah suatu malam pada bulan Ramadhan yang diyakini sebagai Malam Qodar (Lailatul Qadr), dalam keadaan “teler” ia didatangi seseorang tak dikenal. Orang itu berkata: “Ya Abu Hani! Idza lam takun milhan tuslih, fala takun zubabatan tufsid” (Hai Abu Hani, jika engkau tak mampu menjadi garam yang melezatkan hidangan, janganlah engkau menjadi lalat yang menjijikan merusak hidangan itu).

Kata-kata itu sangat berkesan pada diri Abu Nawas. Ia menyadari kesalahannya selama ini, merasa dirinya bukan garam, tapi lalat. Ia pun bertobat dan meninggalkan perilaku tidak Islaminya. Ia menjadi seorang ahli ibadah, rendah hati, rajin i’tikaf di masjid, dan jarang berbicara. Itulah berkah pertemuan dengan Lailatul Qadr --malam yang lebih baik dari seribu bulan, nilai ibadah malam itu sama dengan seribu bulan, hanya ada pada salah satu malam di sepuluh terakhir Ramahan. Wallahu a’lam. (mel/ddhongkong.org).*
Share this article now on :

Post a Comment

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))